
Proyek Jalan Hotmix di Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Tak Bertuan/JOM
WAY KANAN – Pengerjaan proyek pemeliharaan jalan hotmix di Kecamatan Negara Batin, bak “siluman” alias tidak memiliki plang proyek. Pasalnya, proyek jalan yang menelan dana miliaran rupiah itu bersumber dari uang negara.
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Patriot Indonesia (LSM PI) Way Kanan, Sarnubi, bersama tim dari PD IWO Way Kanan, saat menginvestigasi lapangan pada Selasa (24/11), merasa aneh dan janggal dengan beberapa kegiatan proyek jalan hotmix tersebut.
Seperti di pengerjaan proyek pemeliharaan berat hotmix ruas Jalan Tajab – Adi Jaya, Kecamatan Negara Batin. Dirinya dilokasi nampak tercengang karena tidak ada informasi seputar kegiatan, dimulai dari plang proyek yang menginformasikan tentang kegiatan tersebut.
Selain itu, di lokasi kerja hanya terlihat beberapa alat berat seperti eksavator, motor greader dan wales vibrator yang yang dioperasikan oleh operator mengerjakan proyek tersebut.
“Aneh bin ajaib ini, proyek seperti tak bertuan, sejak awal masuk persisnya di jembatan tajab tidak ada plang informasi. Beberapa operator alat berat yang ditanya siapa pelaksana lapangan dan dari mana titik nol pengerjaan serta kegiatan dari dinas mana mereka hanya menjawab singkat, pelaksana tidak sedang di lapangan dan maaf pak kami hanya operator,” ucap Sarnubi.
Sarnubi dan tim terus berusaha menyusuri pekerjaan yang diprediksi dapat menemui titik akhir. Namun, tidak mendapatkan informasi sedikitpun tentang kegiatan proyek tersebut.
“Saya mencurigai dengan tidak adanya plang proyek pihak yang mengerjakan proyek sengaja tidak memasang plang proyek agar masyarakat tidak mengetahui kegiatan dan memantau kegiatan tersebut. Pada plang proyek biasanya tertera informasi seperti, perusahaan yang mengerjakan, besar anggaran, bersumber darimana anggaran proyek tersebut, berapa lama masa pengerjaan dan lainnya,” kata dia.
Bahkan Sarnubi menemukan kejanggalan-kejanggalan pada kegiatan proyek tersebut khususnya pada pengerasan jalan, terlihat tidak adanya pengerasan jalan yang biasanya diawali dengan Lapisan Pondasi Bawah (LPB) yang umumnya menggunakan jenis batu onderlagh sebelum dihampar material jenis batu Bes B.
“Pada titik-titik yang sudah nampak tanah, sepengetahuan saya harus dilakukan pengerasan pondasi bawah yang menggunakan jenis batu onderlagh, tapi sepertinya semuanya semua hanya dihampar dengan batu jenis Base B lalu diratakan dengan motor greader,” kata dia.
Namun, ketika Sarnubi dan tim menyambangi direksiket atau mess tempat mereka menginap untuk mengkonfirmasi salah seorang operator yang sedang beristirahat hanya mengatakan pelaksana lapangan sedang tidak ditempat.
“Maaf mas saya cuman operator, yang saya dengar-dengar kegiatan ini milik Dinas Bina Marga Provinsi Lampung, dan dikerjakan secara swakelola. Alat-alat berat yang dipakai semua alat berat milik Dinas PU provinsi dan saya operator freelance bukan staff PU provinsi,” jelas pria paruh baya yang enggan disebutkan namanya tersebut.(JOM)
Berita Terkait
